PEMESANAN BIBIT LELE

Pengiriman Bibit Lele Sangkuriang dan indukan lele sangkuriang Setelah anda melakukan pemesanan maka bibit lele sangkuriang akan kami kirimkan.

Proses Perawatan Bibit Lele Sangkuriang

Seperti yang telah saya bahas sebelumya mengenai proses pemijahan lele, tahap selanjutnya yang akan kita pelajari adalah perawatan dari bibit lele tersebut.

Cara Jitu Merawat Bibit Lele Sangkuriang

PERAWATAN BIBIT LELE SANGKURIANG Setelah larva menetas tidak perlu diberi makan selama ±2 hari, dikarenakan larva tersebut masih menyimpan cadangan makanan berupa kuning telur yang terdapat dalam perutnya.

Cara Pemijahan dan Pemeliharaan Lele Sangkuriang

Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan.

Cara Jitu Mengatasi Penyakit Ikan Lele

Untuk terhindar dari kerugian besar, para petani ikan lele harus dapat mengendalikan penyakit – penyakit tersebut diatas dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab dari penyakit tersebut serta gejalanya.

Wednesday, August 28, 2013

CARA UNTUK BETERNAK LELE SANGKURIANG

 Foto: beinh ukuran 5-7 siap jual

PUSAT LELE SANGKURIANG SOLO KARANGANYAR

Begitu banyak orang yang tergiur dengan kesuksesan bisnis ikan lele, khususnya lele sangkuriang. Berita tentang kesuksesan usaha ternak lele semakin menginspirasi banyak orang untuk ikut terjun dan berharap dapat meraih kesuksesan yang sama dalam usaha ini. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya informasi dari beberapa media tentang peluang usaha budidaya ikan lele yang semakin menjanjikan karena pangsa pasarnya yang luas dan permintaan akan ikan lele yang terus meningkat, bahkan belakangan ini telah ramai dibicarakan bahwa ikan lele akan ikut andil dalam komoditi ekspor. Tentunya hal ini lebih menambah semangat lagi untuk segera memulai usaha budidaya ikan lele.
Semangat dan keyakinan saja tentu tidak cukup. Walaupun betul bahwa semangat sangat dibutuhkan dalam merintis suatu usaha, akan tetapi kesuksesan memerlukan lebih dari sekedar semangat dan keyakinan karena itu pelajarilah cara beternak lele dengan baik. Banyak orang yang merasa yakin dan bersemangat penuh untuk menggeluti usaha harus berakhir dengan kegagalan yang menyedihkan.
Karena jenis usaha atau bisnis mahluk hidup memang mempunyai tantangan tersendiri. Sebagai orang yang baru akan memulai atau mungkin sudah pernah gagal tidak ada salahnya langkah-langkah dibawah ini dijadikan bahan pertimbangan :

1. Kenali Ikan Lele
Jangan menganggap remeh masalah ini, jika anda memulai usaha budidaya ikan lele tanpa mengenal ikan lele adalah merupakan kesalahan yang fatal, kenalilah jenis-jenisnya, habitatnya, makanan dan tata cara perawatannya.
2. Perisapan Kolam Ikan lele
Persiapan kolam merupakan kewajiban yang sangat penting dan harus diperhatikan dengan baik bagi para pelaku usaha bisnis lele sangkuriang, banyak kesalahan awal terjadi dari sini, kolam ikan lele yang tidak memenuhi persyaratan akan berakibat buruk untuk kelanjutan usaha budidaya ikan lele, kolam haruslah disesuaikan dengan kebutuhan, demikian juga dengan jenis kolamnya, kolam tanah, kolam semen atau kolam terpal, ukuran kolam juga harus diperhatikan agar dapat disesuaikan dengan kisaran tebar ideal yang biasanya berkisar 100 s/d 120 ekor/m2.
3. Persiapan Air Kolam
Langkah selanjutnya adalah persiapan air kolam, persiapan ini juga wajib dan berperan sangat penting, pasalnya, banyak penyakit dan tingginya angka kematian ikan lele bisa jadi faktor penyebabnya adalah karena kondisi air yang tidak memenuhi syarat, misalnya saja masalah ph air, banyak pengusaha ternak lele hanya sebatas mengetahui saja bahwa ph yang baik untuk ikan lele adalah antara 7 s/d 8, mengetahui tapi tidak menerapkannya adalah langkah yang sangat merugikan, khususnya dalam usaha budidaya ikan lele, jangan sekali-kali berani menebar benih dengan kondisi ph yang belum memenuhi syarat, maka itu sebaiknya gunakanlah alat pengukur ph yang kini telah banyak di pasaran. Sekali lagi yang perlu diingat, ikan lele adalah mahluk yang hidup di air, jadi usahakanlah ikan lele tersebut merasa nyaman dan sesuai dengan kebutuhan hidupnya dengan melaksanakan persiapan air kolam secara benar sehingga ikan lele dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan target yang kita inginkan.
4. Tata Cara Pemberian Pakan Ikan Lele
Terdengarnya mudah, tapi jangan pernah menganggap remeh masalah pemberian pakan untuk ikan lele, apalagi bagi para pembudidaya yang baru memulai, boleh jadi ikan lele adalah jenis ikan yang rakus dan tergolong omnivora, tapi jika tidak benar dalam tata cara dan waktu pemberian pakannya sama saja anda sedang melakukan pembuangan uang ke dalam kolam, kenapa demikian? Karena banyak jenis penyakit yang timbul dan mengakibatkan kematian pada ikan lele disebabkan dari kesalahan tata cara dan waktu pemberian pakan, kalau sudah demikian dua hal yang pasti akan terjadi, anda akan kehilangan banyak bibit lele dan pakan yang terbuang sia-sia.
5. Proses Penebaran Bibit Ikan Lele
Proses penebaran bibit ikan lele harus dilakukan dengan cara-cara yang benar, misalnya proses tidak langsung memberi makan pada bibit lele yang baru ditebar selama setengah hari, berdasarkan pengalaman, bibit lele yang ditebar dan langsung diberi makan lebih rentan terserang penyakit dan mati.

Semoga tips/ Cara Beternak Lele ini dapat membantu 

Syarat Hidup Ikan Lele

Foto: Syarat hidup ikan lele

1. Ikan lele dapa hidup pada suhu 20*C dengan suhu optimal antara 25-28*C. Adapun untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-30*C dan untuk pemijahan 24-28*C.

2. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2 (oksigen)

3. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak dan bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.

4. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir

5. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti eceng gondok

6. mempunyai pH 6.5-9 kesadahan (derajat butiran kasar) maksimal 100ppm dan optimal 50 ppm, turbidity (kekeruhan)bukan lumpur antara 30-60 cm, kebutuhan o2 optimal pada range yang cukup lebar dari 0.3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak, dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157.56 mg/liter

sumber : kaskus.co.id

PUSAT LELE SANGKURIANG SOLO KARANGANYAR

1. Ikan lele dapa hidup pada suhu 20*C dengan suhu optimal antara 25-28*C. Adapun untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-30*C dan untuk pemijahan 24-28*C.

2. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2 (oksigen)

3. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak dan bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.

4. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir

5. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti eceng gondok

6. mempunyai pH 6.5-9 kesadahan (derajat butiran kasar) maksimal 100ppm dan optimal 50 ppm, turbidity (kekeruhan)bukan lumpur antara 30-60 cm, kebutuhan o2 optimal pada range yang cukup lebar dari 0.3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak, dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157.56 mg/liter

Cacing Sutra Bagus Untuk Bibit Lele

Foto: "Cacing Sutra, Pembunuh berdarah dingin yang kaya akan protein"

Untuk kawan-kawan di sektor pembenihan pasti binatang satu ini bikin kita pusing kepala... Dimana harga yang tidak tentu disusul persediaan yang tidak tentu juga..
Perlu diketahui cacing sutra tidak dapat tahan lama, artinya kita perlu belajar manajemen waktu yang pas dalam pemberian cacing sutra kepada benih ikan lele yang masih kecil..

Memang pemberian cacing sutra sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan benih, pertumbuhan lebih cepat dibandingkan kita menggunakan pakan buatan, tetapi perlu hati-hati dalam pemberian takaran cacing sutra terhadap lele. Jangan sampai kelebihan jangan sampai kekurangan. Jika kekurangan pastinya ikan akan kelaparan dan menimbulkan kematian. Jika kelebihan cacing-cacing yang sudah di tebar di kolam akan lama di makan oleh si benih lele, alhasil cacing akan masiti duluan sebelum cacing tersebut di makan oleh benih lele. alhasil timbul lah aroma tidak sedap di kolam dan amoniak di kolam, air menjadi rusak dan ikan akan terserang penyakit..

Intinya pemberian cacing sutra bisa menjadi bencana kita tidak hati-hati dalam memberikannya..

Slamat berakhir pekan kawan-kawan..
sukses slalu.
Sangkuriang Sakti Farm.

PUSAT LELE SANGKURIANG SOLO KARANGANYAR

"Cacing Sutra, Pembunuh berdarah dingin yang kaya akan protein"

Untuk kawan-kawan di sektor pembenihan pasti binatang satu ini bikin kita pusing kepala... Dimana harga yang tidak tentu disusul persediaan yang tidak tentu juga..
Perlu diketahui cacing sutra tidak dapat tahan lama, artinya kita perlu belajar manajemen waktu yang pas dalam pemberian cacing sutra kepada benih ikan lele yang masih kecil..

Memang pemberian cacing sutra sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan benih, pertumbuhan lebih cepat dibandingkan kita menggunakan pakan buatan, tetapi perlu hati-hati dalam pemberian takaran cacing sutra terhadap lele. Jangan sampai kelebihan jangan sampai kekurangan. Jika kekurangan pastinya ikan akan kelaparan dan menimbulkan kematian. Jika kelebihan cacing-cacing yang sudah di tebar di kolam akan lama di makan oleh si benih lele, alhasil cacing akan masiti duluan sebelum cacing tersebut di makan oleh benih lele. alhasil timbul lah aroma tidak sedap di kolam dan amoniak di kolam, air menjadi rusak dan ikan akan terserang penyakit..

Intinya pemberian cacing sutra bisa menjadi bencana kita tidak hati-hati dalam memberikannya..

Slamat berakhir pekan kawan-kawan..
sukses slalu.

Kolam Terpal Untuk Ternak Lele

Foto: Pengerjaan kolam sudah 80% tinggal pasang terpal dan instalasi air

PUSAT LELE SANGKURIANG SOLO KARANGANYAR

Keuntungan dari kolam terpal :

1. terhindar dari pemangsaan ikan liar
2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan penggantian air maupun panen
3. Dapat dijadikan peluang usaha mikro dan makro
4. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas,lele terlihat tampak bersih,dan tidak berbau dibandingkan pemeliharaan diwadah lain.
5. Dapat diterapkan di lahan terbatas
6. Dapat diterapkan di lahan atau tanah yang porous (tanah yang menyerap air) atau berpasirBiaya investasi murah
7. Dapat diterapkan di daerah sulit air
8. Pembuatannya praktisIkan lele yang dibudidayakan di kolam terpal tidak berbau lumpurIkan lele yang dibudidayakan di kolam terpal jarang diserang penyakitKelangsungan hidup (Survival Rate) ikan lele yang dipelihara di kolam terpal lebih tinggi, bisa mencapai 95%

Alasan Kenapa Harus Lele Sangkuriang


PUSAT LELE SANGKURIANG SOLO KARANGANYAR

Mengapa memilih lele sangkuriang ???
Ceritanya, rasa daging Lele sangkuriang memiliki rasa yang lebih enak dan gurih, tak heran permintaannya semakin banyak. Selain rasa yang enak didukung pula dengan pertumbuhannya yang lebih cepat dari Lele Dumbo. Untuk benih yang ditabur pada ukuran 5-8 cm dalam masa pemeliharaan 130 hari sudah bisa dipanen dalam bobot 200 sampai 250 gr/ekor. Biasanya ada Lele Sangkuriang yang memiliki pertumbuhan lebih cepat dari ikan lainnya, secara berkala misalnya satu bulan sekali, Lele Sangkuriang dipisahkan berdasarkan ukurannya. Hal ini dilakukan agar ikan yang pertumbuhannya lebih lambat tidak kalah dalam bersaing mengkonsumsi makanan. Selain itu ikan yang pertumbuhannya cepat bisa dipanen dalam waktu yang lebih cepat.

Monday, August 26, 2013

Proses Perawatan Bibit Lele Sangkuriang

PUSAT LELE SANGKURIANG SOLO KARANGANYAR

Seperti yang telah saya bahas sebelumya mengenai proses pemijahan lele, tahap selanjutnya yang akan kita pelajari adalah perawatan dari bibit lele tersebut. Proses ini biasa kita sebut dengan proses pendederan. Proses pendederan dengan target panen ukuran 5 - 6 membutuhkan waktu kurang lebih 40 hari. Penjelasan tahap demi tahap perawatan adalah sebagai berikut :

Tahap hari ke 1 - 4 setelah tetas : Perawatan bibit lele pada tahap ini seperti yang sudah saya singgung sebelumnya adalah pemberian aliran air (volume kecil saja) jangan lupa untuk lubang pipa diberikan jaring halus agar ketika air keluar keluar tidak membawa bibit. Selain itu anda bisa menambahkan penyubur plankton pada air (untuk penyubur plankton bisa anda beli di toko-toko perikanan atau membuat sendiri). Pada tahap ini bibit lele tidak perlu diberi pakan terlebih dahulu karena sumber nutrisi lele masih dipenuhi dari yolk(kuning telur) bibit lele itu sendiri

Tahap hari ke 5 - 15 setelah tetas : Pada tahap ini bibit lele diberi pakan berupa cacing sutera. Cara pemberian pakannya cukup dengan menebarkan cacing sutera di dasar kolam saja atau dengan ditempatkan ada tempat seperti cobek tanah. Periode pemberian cacing adalah mengecek apabila sudah mulai habis silahkan ditambahkan cacing yang baru. Selama hari 1 - 15 usahakan untuk mengecek kebersihan air sari kolam. Cek dalam meliputi bau air, dan kotoran pada kolam. Apabila air sudah berbau tidak enak dan kotoran yang mengendap cukup banyak anda bisa melakukan pengurangan air sebesar 50 % dengan selang kecil kemudian diisi kembali dengan air yang baru serta dengan melakukan siphon pada dasar perairan menggunakan selang kecil.

Tahap hari ke 15 - 25 : Pada tahap ini mungkin bisa saya sebut tahap yang lumayan sibuk dan membutuhkan monitoring yang lebih. Pemberian makan pada tahap ini sudah berupa pelet bubuk (mohon mulai hari ke 14- 15 mulai diberikan sedikit pelet bubuk sebagai periode transisi pengenalan pakan). Pemberian pakan bisa dilakukan sekitar 4 kali sehari. mengenai takaran pada teori biasanya sekitar 20 % - 30 % dari bimass bibit yang ada. akan tetapi metode yang saya ambil adalah metode adlibitum ( metode adlibitum adalah metode pemeberian makan sedikit demi sedikit akan tetapi secara terus menerus, takaran dari setiap pemberian makan dilihat dari perilaku bibit apabila sudah tidak begitu merespon maka pemberian pakan saat itu dihentikan). Pada tahap ini juga sudah mulai dilihat kepadatan kolam ketika bibit lele terlihat sangat padat maka anda dapat mengurangi kepadatan dengan dipindah sebagian dikolam yang baru. Metode pemindahan bisa dengan seser halus atau pun dengan mengalirkan air ( dengan selang kecil)  dari kolam bibit tersebut kekolam baru dan biarkan bibit mengikuti aliran air.

Tahap hari ke 25 - 30 : Pada tahap ini pemeberian pakan sudah berupa pelet butiran ukuran kecil ( ukuran F- 1000). Pemberian pakan sebanyak 4 kali sehari (Pagi- siang-sore- malam). Untuk metode pemberian pakan saya menerapkan sistem adlibitum. Perkelan pakan sebaiknya dilakukan dari hari ke 24-25. Pada periode ini apabila diperlukan anda bisa memindahkan bibit ke kolam yang baru (jika kolam lama sudah kotor) dan juga mulai dilakukan seleksi terhadap bibit lele untuk menghindari persaingan dlam populasi dan tidak seragamnya ukuran bibit.

Tahap hari ke 30 - 40 : Pada tahap ini cek ukuran bibit harus lebih sering dilakukan, ketika mulai banyak yang tidak seragam anda bisa melakukan seleksi kembali. seleksi sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mengurangi tingkat stres selama proses seleksi. Pemberian pakan pada tahap ini masih dengan F-1000 dan bisa dengan mulai menaikkan ukuran ke F-999.
Memasuki hari ke 40 anda bisa mulai melakukan panen ukuran 5 - 6.

Penjelasan mengenai pembuatan penyubur plankton sendiri, cara pemindahan bibit lele, cara dan seleksi bibit lele akan saya jelaskan dengan lebih terperinci pada posting saya selanjutnya terimakasih dan selamat mencoba.

Cara Jitu Merawat Bibit Lele Sangkuriang

PUSAT LELE SANGKURIANG SOLO KARANGANYAR

PERAWATAN BIBIT LELE SANGKURIANG
 Setelah larva menetas tidak perlu diberi makan selama ±2 hari, dikarenakan larva tersebut masih menyimpan cadangan makanan berupa kuning telur yang terdapat dalam perutnya. Beri makanan setelah cadangan makan pada larva lele habis, lele yang masih kecil (stadium larva) tersebut diberi pakan berupa cacing sutera (tubifex sp.) selama ±14 hari.

 Pemberian Pakan Pada Bibit Lele 
 Setelah bibit lele berumur 15 hari barulah kita dapat memberikan pakan buatan (pelet), untuk lele berukuran 1-2 cm bisa diberikan pakan PSC atau lebih bagus di beri pakan udang DO-A, akan tetapi pelet ini bersifat tenggelam maka diperlukan kehati-hatian agar tidak berlebih dalam memberikan pakan PSC ataupun DO-A, pakan yang tenggelam dan tidak termakan oleh bibit akan terakumulasi di dasar kolam sehingga dapat mempercepat turunnya kualitas air sebagai akibat bertambahnya jumlah amonia yang bersifat racun bagi bibit lele itu sendiri. Setelah bibit berukuran 2-3 cm diberikan pakan F999 atau PF 1000 hingga bibit lele berukuran 4-6 cm atau siap tebar.

 Seleksi 
 Pertumbuhan bibit lele umumnya tidak seragam, lele yang tumbuh lebih cepat atau lebih besar dari yang lainnya akan memakan lele yang ukuranya lebih kecil di bawahnya, untuk menghindari sifat kanibal dari lele tersebut maka diperlukan seleksi pada setiap ukuran lele, seleksi lele biasanya dilakukan dengan bantuan ember seleksi yang memiliki lubang dengan ukuran tertentu. Seleksi pada bibit lele sebaiknya dilakukan minimal 2 minggu sekali.

 Pergantian Air 
 Pada perawatan bibit lele diperlukan pergantian air secara berkala minimal setiap 2 minggu sekali, atau fleksibel tergantung dari kondisi air. Apabila pada permukaan air terdapat lumut maka air harus diganti sesegera mungkin. Biasanya untuk seleksi dan pergantian air dilakukan secara bersamaan. 

Penebaran Benih 
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 50-80 ekor/m3 yang berukuran 5-7 cm. sebagai gambaran kolam berukuran 3×4 m dengan ketinggian 0.75-1 m idealnya mampu menampung lele sebanyak seribu ekor hingga ukuran siap panen.

Pemberian Pakan 
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Pemberian pakan dapat diberikan pakan buatan atau pelet F-781 atau di berikan pakan alternatif seperti jeroan ikan atau jeroan ayam

Faktor Penyebab Lele Mati Dan Pencegahannya

PUSAT LELE SANGKURIANG SOLO KARANGANYAR

Dalam menjalankan suatu usaha, kita selalu berusaha mempersiapkan dan menjalankan segala sesuatunya denga maksimal sehingga diharapkan hasil yang diperoleh juga optimal. Termasuk juga dalam budidaya ikan lele, semua persiapan sarana dan prasarana serta persyaratan kondisi optimalnya kita sudah penuhi. Namun alangkah baiknya apabila dalam budidaya ikan lele tersebut kita juga mengetahui fakto-faktor apa saja yang menjadi penyebab kematian ikan lele. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kematian lele. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari internal (penyebab dari dalam) atau eksternal (penyebab dari luar).
Faktor penyebab kematian yang berasal dari internal adalah adalah kondisi kesehatan lele. Lele yang kondisinya lemah akan mudah terserang penyakit. Faktor eksternal penyebab kematian lele di antaranya kondisi lingkungan media budidaya, perlakuan yang tidak sesuai dengan anjuran teknis atau faktor lainnya yang merupakan kelalaian pembudidaya. Upaya yang paling baik dilakukan adalah dengan melakukan manajemen media dan lingkungan secara baik, sesuai dengan standar yang dianjurkan. Berikut faktor-faktor penyebab kematian lele dan cara pencegahannya yang dapat dilakukan oleh pembudidaya.
A. Penanganan yang kurang tepat
Penanganan yang salah / kurang tepat, seperti penerapan kaidah budidaya yang tidak sesuai (padat tebar terlalu tinggi, konstruksi kolam yang kurang baik/buruk atau penggunaan benih yang kualitasnya kurang baik) dapat mengakibatkan kondisi benih lemah, pertumbuhan lambat, bahkan tingkat kelangsungan hidup rendah yang menyebabkan banyak lele mati (mortalitas tinggi). Penanggulangannya, lakukan penanganan lele secara baik sesuai kaidah budidaya.
B. Terlambat Sortasi
Pertumbuhan benih lele pada setiap tahapan kegiatan dari kegiatan pembenihan, pendederan hingga pembesaran ternyata tidaklah sama. Kecepatan pertumbuhan masing-masing lele juga berbeda, pertumbuhan juga meliputi pertambahan bobot atau panjang lele. Pada umunya ada 3 kategori ukuran, yaitu besar, sedang dan kecil.
Keseragaman ukuran lele perlu diperhatikan berkaitan dengan sifat kanibalismenya yang cukup tinggi. Kanibalisme bisa terjadi jika ikan lele kurang pakan. Untuk menghindari hal tersebut, setiap 2 minggu sekali harus dilakukan sortasi atau pemisahan lele berdasarkan ukurannya. Sortasi dapat dilakukan menggunakan alat sortasi khusus berupa baskom sortasi. Baskom sortasi dipasaran tersedia dalam beberapa ukuran. Lele yang sudah disortasi sesuai ukuran dipelihara di sau wadah atau bak pemeliharaan.
C. Tidak menggunakan probiotik
Kegiatanpembenihan lele di bak tembok atau terpal dilakukan dengan intensif dengan kepadatan tinggi. Efek yang ditimbulkan berupa penumpukan bahan-bahan organik didasar bak atau kolam, baik berupa sisa pakan ataupun kotoran ikan itu sendiri. Jika dibiarkan menumpuk , akan menjadi racun bagi ikan lele dan dapat menimbulkan kematian. Bahan organik tersebut sifatnnya sulit terurai. Upaya yang dapa dilakukan adalah pemberian probiotik pada masa pemeliharaan. Probiotk berfungsi sebagai pengurai atau mengikat bahan-bahan yang tidak berguna atau yang dapat menimbulkan racun bagi ikan yang dipelihara. Bahan ini sudah banyak tersedia dipasaran.
D. Belum melakukan Vaksinasi
Selain probiotik ada juga vaksin yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh lele sehingga tidak mudah diserang penyakit. Contoh vaksin yang tersedia dipasaran adalah aeromonas. Masih banyak petani lele yang belum menggunakan probiotik dan vaksin bagi ternak lelenya disebabkab belum banyak yang mengenal manfaat dan cara penggunaanya.
E. Alat tangkap yang tidak sesuai
Kualitas lele slah satunya ditentukan oleh alat tangkap yang digunakan. Benih lele yang berukuran kecil tentunya memerlukan perlakuan khusus pada saat penagkapan dengan menggunakan alat khusus pula. Masih banyak pembudidaya menggunakan alat tangkap seadanya yang kasar sehingga benih mengalami gesekan dan menyebabkan luka pada saat pemanenan. Jika mengalami luka, benih ikan mudah terserang penyakit dan mengalami kematian. Solusinya gunakan alat tangkap yang sesuai dan halus sehingga tidak menggores tubuh benih lele.
F. Tidak diberok
Supaya benih lele yang dikirim selamat sampai di tempat tujuan, benih harus diberok atau dipuasakan terlebih dahulu satu hari sebelum pengiriman. Pemberokan dilakukan untuk mengeluarkan kotoran atau sisa-sisa pakan yang ada dalam tubuh lele. Hal tersebut bertujuan mengurangi terjadinya pengeluaran kotoran (feses) selama pengangkutan. Kotoran yang dikeluarkan selama pengangkutan akan menjadi ancaman bagi lele karena mengandung senyawa beracun. Hal ini masih bannyak terjadi sehingga pada saat pengangkutan benih banyak terjadi kematian.
G. Ketidaksesuaian Waktu distribusi
Waktu pengiriman benih atau pendistribusian benih meupakan faktor penentu bagi kondisi kebugaran benih sampai dilokasi tujuan. Selain itu kete patan waktu pengiriman dan waktu penerimaan benih juga berpengaruh besar terhadap kualitas benih. Waktu yang tepat untuk mengirim benih lele adalah pada saat suhu udara masih sejuk, yaitu pada pagi atau sore hari. Sementara itu, waktu yang tepat untuk menerima benih dan menebarnya di kolam budidaya juga pada saat suhu udara masih relatif rendah, yaitu pagi atau sore hari.
Pada kenyataannya yang terjadi masih banyak pembudidaya ikan melakukan pengangkutan benih ataupun ikan lele pada siang hari. Saat siang hari udara panas sehingga oksigen yang ada di dalam air mudah dilepaskan ke udara bebas, akibatnya ikan lele kekurangan oksigen dan dapat mengakinbtkan kematian. Demikian juga apabila pendistribusian memerlukan waktu yang lama. Oksigen yang tersedia dalam air media pengiriman selama pengangkutan jumlahnnya tentu saja terbatas. Apabila pengiriman lele memerlukan waktu lebih dari 18 jam, air media perlu diganti dan oksigen baru harus ditambahkan ke dalam wadah kemasan lele.
Demikian hal-hal yang pada umumnya mengakibatkan kematian pada budidaya ikan lele ataupun pada saat pendistribusian ikan ataupun benih lele. Dengan memahami hal-hal tersebut, terjadinya kematian pada budidaya lele dapat di minimalisir.

Cara Pemijahan & Pemeliharaan Lele Sangkuriang

PUSAT LELE SANGKURIANG SOLO KARANGANYAR

Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen.
Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi.
Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40
Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30
Penyiapan Bibit
Menyiapkan Bibit
Pemilihan Induk

 Ciri-ciri induk lele jantan: 
Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina. Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina. Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan. Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina. Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani). Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.

 Ciri-ciri induk lele betina : 
Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan. Warna kulit dada agak terang. Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus. Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung. Perutnya lebih gembung dan lunak. Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur). Syarat induk lele yang baik: Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan. Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam. Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm. Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah. Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun. Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.

Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.
Perawatan induk lele: Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan. Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan. Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu. Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati. Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.

Pemijahan Tradisional 
Pemijahan di Kolam Pemijahan Kolam induk: Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau tembok sebagian dengan dasar tanah. Luas bervariasi, minimal 50 m2. Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagian dalam (kubangan) 30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi untuk bersembunyi induk, bila kolam disurutkan airnya. Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran dengan ukuran 30x30x25 cm3, dari tembok yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran dari pipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya banih ke kolam pendederan. Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang yang dibuat dari pipa paralon (PVC) ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induk lele. Jarak antar sarang peneluran ± 1 m. Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750 gram/m2. Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari. Kolam Rotifera (cacing bersel tunggal): Letak kolam rotifera di bagian atas dari kolam induk berfungi untuk menumbuhkan makanan alami ikan (rotifera). Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk dengan pipa paralon untuk mengalirkan rotifera. Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk memenuhi persyaratan tumbuhnya rotifera. Luas kolam ± 10 m2.

Pemijahan: Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang per sarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam (pilih salah satu). Masukkan induk yang terpilih ke kubangan, setelah kubangan diairi selama 4 hari. Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi setiap hari seperti cacing, ikan rucah, pellet dan semacamnya, dengan dosis (jumlah berat makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan . Biarkan sampai 10 hari. Setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan sampai 10 hari. Pada saat ini induk tak perlu diberi makan, dan diharapkan selama 10 hari berikutnya induk telah memijah dan bertelur. Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik dan akan bertelur terus sampai umur 5 tahun. Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam pendederan dengan cara: air kolam disurutkan sampai batas kubangan, lalu benih dialirkan melalui pipa pengeluaran. Benih-benih lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederan diberi makanan secara intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengan kepadatan 60 -100 ekor/m2. Dari seekor induk lele dapat menghasilkan ± 2000 ekor benih lele. Pemijahan induk lele biasanya terjadi pada sore hari atau malam hari.

Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Berpasangan Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan: Buat bak dari semen atau teraso dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6 m. Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu ukuran 25 x 40x30 cm tanpa dasar sebagai sarang pemijahan. Di bagian atas diberi lubang dan diberi tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Bagian depan kotak/sarang pemijahan diberi enceng gondok supaya kotak menjadi gelap. Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari tumpukan batu bata atau ember plastik atau barang bekas lain yang memungkinkan. Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil untuk menempatkan telur hasil pemijahan. Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan air dan bilas dengan formalin 40 % atau KMnO4 (dapat dibeli di apotik); kemudian bilas lagi dengan air bersih dan keringkan. Pemijahan: Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu bak setelah bak diisi air setinggi ± 25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran dilakukan pada jam 14.00–16.00. Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan yang intensif. Setelah ± 10 hari, diharapkan sepasang induk ini telah memijah, bertelur dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas. Telur-telur yang baik adalah yang berwarna kuning cerah. Beri makanan anak-anak lele yang masih kecil (stadium larva) tersebut berupa kutu air atau anak nyamuk dan setelah agak besar dapat diberi cacing dan telur rebus.

Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Masal Penyiapan bak pemijahan secara masal: Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50 m2, ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2. Di luar bak, menempel dinding bak dibuat sarang pemijahan ukuran 30x30x30 cm3, yang dilengkapi dengan saluran pengeluaran benih dari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap sarang dibuatkan satu lubang dari paralon berdiameter 4 inchi. Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan kerikil untuk tempat menempel telur hasil pemijahan. Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan dibilas dengan larutan desinfektan atau formalin, lalu dibilas dengan air bersih; kemudian keringkan. Pemijahan: Tebarkan induk lele yang terpilih (matang telur) dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah sarang , induk jantan sama banyaknya dengan induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50 pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah bak pembenihan diairi setinggi 1 m. Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan air sampai ketinggian 50- 60 cm, induk beri makan secara intensif. Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan sampai di atas lubang sarang sehingga air dalam sarang mencapai ketinggian 20-25 cm. Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk berpasangan masuk sarang pemijahan, memijah dan bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari. Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi, dan diperkirakan telur-telur dalam sarang pemijahan telah menetas dan menjadi benih lele. Benih lele dikeluarkan melalui saluran pengeluaran benih untuk didederkan di kolam pendederan.

Cara Jitu Mengatasi Penyakit Ikan Lele

PUSAT LELE SANGKURIANG SOLO KARANGANYAR

Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ikan lele bisa disebabkan oleh bakteri, parasit atau bahkan cacing. Penyakit – penyakit yang sering dijumpai oleh para peternak ikan lele adalah cendawan, bintik putih, borok, cacingan serta trichodina. Untuk terhindar dari kerugian besar, para petani ikan lele harus dapat mengendalikan penyakit – penyakit tersebut diatas dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab dari penyakit tersebut serta gejala yang muncul sebelum pada akhirnya nanti mengetahui bagaimana caranya untuk menanggulanginya.

CENDAWAN
Jenis yang dapat menyerang adalah saprolegnia dan achyla, dimana mereka sering dijumpai di perairan yang kaya akan bahan organik. Penyakit ini menyerang ikan lele yang sudah teruka atau yang sedang berada dalam kondisi lemah. Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah bahwa pada sekitar lukanya banyak dijumpai serabut berwarna putih. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah : kepadatan tebar dikurangi dan air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 5 gram / m2. Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah : Merendam ikan lele yang sakit ke dalam air PK berdosis 1 gram / 100 liter air. Proses perendaman dilakukan selama 30 menit. Jamur dapat dihilangkan dengan menggunakan obat Furazolin.

BINTIK PUTIH 
Penyebab dari munculnya penyakit ini adalah ichthyophthirius multifiliis dimana mereka akan menyerang ikan lele yang dipelihara didalam kolam yang airnya menggenang. Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah bahwa pada permukaan kulit dan juga insang ikan lele banyak dijumpai bintik – bintik berwarna putih yang apabila dibiarkan terlalu lama, kulit dan insang ini akan rusak sebelum pada akhirnya nanti ikan lele akan mati dalam hitungan jam. Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah : Memperbaiki sistem sanitasi, air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 30 gram / liter air, sebanyak 2 – 3 kali berturut – turut, penggunaan malachyte green berdosis 0,1 gram / m2 sebanyak 2 hari sekali hingga ikan lele sembuh.

BOROK 
 Merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh para peternak ikan lele dikarenakan dapat menyebabkan kematian massal. Penyebab dari munculnya penyakit ini adalah aeromonas dan pseudomonas dimana mereka meenyerang organ dalam ikan lele, seperti hati, limpa serta daging. Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah munculnya borok diseluruh permukaan kulit ikan lelel. Borok ini akan mengeluarkan nanah jikan penyakit ini memarah. Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah : Mengkarantinakan ikan lele yang sakit dan pemberian antibiotik pada ikan lele yang masih sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Antibiotik ini dapat diberikan dengan cara dicampurkan ke dalam pakan ikan lele dengan dosis antibiotiknya adalah sebesar 1 mg / kg pakan. Selain itu air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 10 kilogram yang telah dicampur dengan tumbukan daun pepaya.

CACINGAN 
 Jenis yang dapat menyerang adalah dactylogyrus dan gyrodactylus, dimana mereka sering dijumpai dikolam yang kepadatan tebarnya terlalu tinggi serta baru saja mengalami perubahan lingkungan hidup yang drastis dan mendadak. Mereka sering menyerang bagian insang ikan lele (akan menyebabkan kesulitan dalam hal bernafas) serta kulitnya (menjadi berlendir). Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah menurunnya nafsu makan serta ikan lele sering berenang ke atas permukaan air. Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah : Mengganti air dalam jumlah yang besar, air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 40 gram / m2, merendam ikan lele yang sakit ke dalam air PK berkonsentrasi 0,01 % selama 30 menit. TRICHODINA Penyakit ini disebabkan oleh protozoa, dimana mereka menyerang bagian insang dari ikan lele. Ikan yang terserang oleh penyakit ini akan berputar – putar dan muncul diatas permukaan air. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah merendam ikan lele yang sakit ke dalam air berformalin berkonsentrasi 15 – 20 ppm.